Kecerdasan merupakan anugrah yang diberikan oleh Tuhan
kepada setiap insan. Anugrah ini mampu menggerakkan seluruh
sendi kehidupan di dunia dan keberhasilan yang dirasakan
selama ini. Istilah kecerdasan sering dikaitkan dengan
kemampuan seseorang untuk bertindak, bekerja, menghitung matematis,
mengukur, membaca cepat, berbahasa asing dengan lancar, memecahkan
masalah, bekerjasama, sabar, pintar, IQ di atas rata-rata, pengambilan
keputusan dan mengerjakan banyak hal sekaligus. Dari semua pengertian yang
ada, para ahli sepakat bahwa yang dimaksud dengan kecerdasan paling tidak
mengandung dua aspek pokok yaitu; kemampuan belajar dari pengalaman dan
beradaptasi terhadap lingkungan. Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki
seseorang yang dapat diaktifkan melalui proses belajar, interaksi dengan
keluarga, guru, teman dan nilai-nilai budaya yang berkembang.
Beberapa Teori Kecerdasan
Berikut ini berbagai teori membahas tentang kecerdasan; Teori kecerdasan
umum (general intellegence) yang memandang bahwa manusia memiliki
kemampuan mental umum yang mendasari semua kemampuannya untuk
memecahkan permasalahan kognitif. Kecerdasan cair (fluid intellegence) dari
Raymond Cattell dan John Horn. Teori ini merupakan pengembangan dari
general intellegence yang mendefinisikan kecerdasan cair sebagai kemampuan
seseorang yang didasarkan sifat biologis. Kecerdasan ini meningkat seiring
dengan pertambahan usia dan pertumbuhan biologis tubuh. Teori Modifiable
Intellegence (kecerdasan yang dapat dimodifikasi) dikembangkan oleh Reuveb
Feurstein berdasarkan penelitian perkembangan kemampuan berfikir dan
merancang suatu metode mengajar anak cacat mental. Teori Proximal
Intellegence dari Leo Vygotsky yaitu teknik pengujian perkembangan kognitif
anak yang dilakukan dengan membandingkan kemampuan anak
menyelesaikan suatu masalah sendiri dan melalui bantuan guru. Perbedaan
dari dua hasil pengukuran ini merupakan ukuran terhadap potensi seseorang.
Learnable Intellegence yang dicetuskan David Parkins bahwa kecerdasan
dipengaruhi beberapa faktor dalam kehidupan manusia seperti otak,
pengalaman dan pengaturan diri. Triatichic Intellegence dikemukakan oleh
Robert J. Stenberg yang mengembangkan kecerdasan sebagai keseimbangan
antara kemampuan kreatif, analisis dan praktis. Kecerdasan kreatif mencakup
kemampuan merumuskan ide dan pemecahan masalah dalam berbagai didang
kehidupan.
Kecerdasan analisis digunakan secara sadar untuk mengenali dan
memecahkan masalah, merumuskan strategi, menyusun dan menyampaikan
informasi dengan akurat, dan mengalokasikan sumber daya. Sedangkan
kecerdasan praktis mencakup keberhasilan mengatasi perubahan dengan
menghimpun pengalaman dalam memecahkan masalah. Behaviour Intellegence
dikembangkan Athur Costa yang memandang bahwa kecerdasan sebagai suatu
kumpulan atau kecenderungan perilaku yang meliputi; pengaturan perilaku,
keuletan, impulsif, empati, fleksibilitas, metakognisi, akurasi dan ketepatan,
kemampuan bertanya dan menerapkan pengetahuan yang dimiliki sebelumnya.
Moral Intellegence dicetuskan oleh Robert Coles yang mendasari kecerdasan
dari bawaan lahir dan terbentuknya nilai hidup dalam diri seseorang seperti
rasa hormat, empati, kerjasama dan tanggung jawab. Emotional Intellegence
yang dikemukakan Daniel Colleman, terdapat lima komponen penting dan
kombinasi dari masing-masing komponen itu memiliki nilai yang lebih tinggi
dari IQ. Elemen itu yaitu, kesadaran diri, manajemen emosi, motivasi, empati,
dan hubungan atau relasi.
Teori lain yang lebih luas dikemukakan Howard Gradner seorang psikolog
dan guru besar Universitas Harvard yang menafsirkan kecerdasan dasar
manusia dalam 8 dimensi (terakhir dikemukakan kecerdasan yang ke-9) yang
dikenal dengan Kecerdasan Majemuk (Multiple Intellegences). Garder berusaha
memperluas cakupan potensi manusia melampaui batas nilai IQ dengan
mengkritik beberapa tes kecerdasan yang dilakukan di lingkungan ilmiah dan
pembelajaran. Menurutnya, kecerdasan lebih berkaitan dengan kapasitas
memecahkan masalah dan menciptakan produk lingkungan yang kondusif dan
alamiah (Amstrong, 2000).
Faktor yang mempengaruhi Kecerdasan
Kecerdasan merupakan potensi yang dimiliki seseorang yang bersifat dinamis,
tumbuh dan berkembang. Berikut ini beberapa faktor yang mempengaruhi
perkembangan kecerdasan;
Pengalaman
Pengalaman merupakan ruang belajar yang dapat mendorong pertumbuhan
potensi seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa potensi otak tumbuh dan
berkembang sejalan dengan pengalaman hidup yang dilaluinya. Sejak lahir
hingga masa kanak-kanak yang memperoleh pengasuhan yang baik dari
ibunya akan tumbuh lebih cepat dan lebih sukses dibanding anak yang kurang
mendapat perhatian cenderung menimbulkan rasa rendah diri dan frustasi.
Bila hal ini berjalan secara berulang-ulang akan menentukan besaran potensi
kecerdasan yang dimilikinya.
Lingkungan
Lingkungan atau konteks akan banyak membentuk kepribadian termasuk
potensi kecerdasan seseorang. Lingkungan yang memberikan stimulus dan
tantangan diikuti upaya pemberdayaan serta dukungan akan memperkuat otot
mental dan kecerdasan. Penelitian pada tikus menunjukkan bahwa lingkungan
yang kaya akan stimulus mendorong pertumbuhan koneksi sel otak. Hal ini
terjadi pula pada proses perkembangan otak manusia.
Kemauan dan Keputusan
Kemauan yang kuat dalam diri seseorang membantu meningkatkan daya nalar
dan kemampuan memecahkan masalah. Kemauan dan keputusan sering
dijelaskan dalam teori motivasi. Dorongan positif akan timbul dalam diri
seseorang sejalan dengan lingkungan yang kondusif, sebaliknya jika
lingkungan kurang menantang sulit untuk membangun kesadaran untuk
berkreasi. Otak yang paling cerdas sekalipun akan sulit mengembangkan
potensi intelektualnya.
Bawaan
Meskipun banyak argumentasi para ahli tentang besaran pengaruh genetika
atau faktor keturunan dalam perkembangan kecerdasan seseorang, tetapi
semua sepakat bahwa genetika sedikit banyak berpengaruh. Hasil riset
dibidang neuroscience menunjukkan bahwa faktor genetika
berpengaruh terhadap respon kognitif seperti kewaspadaan,
memori, dan sensori. Artinya seseorang akan berpikir dan
bertindak dengan menggunakan ketiga aspek itu secara
simultan.
GayaHidup
Gaya hidup erat kaitannya dengan respon seseorang terhadap budaya dan
lingkungan. Pilihan gaya hidup berpengaruh besar terhadap tingkat
perkembangan kognitif, seperti pola makan, jam tidur, olah raga, obat-obatan,
minuman, dan musik. Suatu riset yang dilakukan oleh University of California
membuktikan bahwa IQ dapat ditingkatkan 8-9 poin dengan mendengarkan
musik Mozart.
Aktivitas Belajar dan Kegiatan Harian
Aktivitas dan kebiasaan manusia merupakan pengalaman yang sangat
berharga dan bermakna bagi kesuksesan seseorang. Menggali kebiasaan hidup
sehari-hari sangat membantu dalam memetakan pengalaman belajar yang
dipadukan dengan pengetahuan dan keterampilan yang dibutuhkan dalam
masyarakat. Implikasi dari model belajar terpadu melalui aktivitas dan
pengalaman nyata pada intinya menyerukan perubahan fundamental dalam
praktek bersekolah-di-rumah yang bersifat padagogis dengan rangkaian
pengembangan kemampuan majemuk melalui kebiasaaan dan pengalaman
yang berlangsung sepanjang hayat.
Dalam konteks pembelajaran di rumah, aktivitas merupakan
pengalaman itu sendiri yang dibangun berdasarkan nilai-nilai, kebiasaan,
tindakan, kerjasama dan keputusan yang dirangkaikan melalui pola hubungan
positif dengan keluarga dan lingkungan di sekitarnya. Pelatihan bukan upaya
menerampilan suatu kemampuan tertentu kepada sebagian kelompok
masyarakat, tetapi membangun kemampuan belajar berinteraksi dan
merencanakan perubahan kedepan. Pembelajaran dirancang agar orang tua
sebagai fasilitator mampu menentukan gaya belajar dan mengaktualisasikan
potensi anak secara bersamaan serta memberikan dampak kepada
pembentukan kemampuan yang lebih luas.
Kecerdasan Ganda
Gardner (1983) dalam bukunya Frames of Mind, mengembangkan model
kecerdasan selama lebih dari dua puluh tahun dengan menjelajahi berbagai
disiplin ilmu, seperti neoubiologi, antropologi, psikologi, filsafat dan sejarah.
Tipe kecerdasan ganda dikembangkan berdasarkan hasil penelitian para pakar,
salah satunya Jean Piaget. Gardner akhirnya sampai pada suatu kesimpulan
bahwa kecerdasan bukanlah sesuatu yang bersifat tetap, dan bukanlah unit
kemepilikan tunggal. Kecerdasan merupakan serangkaian kemampuan dan
keterampilan yang dapat dikembangkan. Kecerdasan ada pada setiap manusia
tetapi dengan tingkat yang berbeda-beda.
Berdasarlan kerangka yang dikemukakan Gardner, penulis mencoba
memetakan kemampuan manusia dalam sembilan kecerdasan dasar yang
komprehensif, masing-masing kecerdasan memiliki bentuk kemampuan dan
pola belajar tersindiri. Gardner terakhir memperkenalkan 8 kecerdasan dan
sebagai tambahan penulis melengkapi dengan 1 kemampuan dasar lain yang
sangat pokok yaitu kecerdasan spiritual (SQ) sebagaimana diuraikan sebagai berikut;
Sembilan Kecerdaan Dasar
Linguistik
Kemampuan berkaitan dengan bahasa dengan menggunakan kata secara
efektif, baik lisan (bercerita, berpidato, orator atau politisi) dan tertulis
(serperti, wartawan, sastrawan, editor dan penulis). Kecerdasan ini meliputi
kemampuan memanipulasi tata bahasa atau struktur, fonologi, semantik dan
pragmatik. Penggunaan bahasa ini mencakup retorika, mnemonik atau hafalan,
eksplanasi, dan metabahasa.
Matematis Logis
Kemampuan menggunakan angka dengan baik (misalnya ahli matematika,
fisikawan, akuntan pajak, dan ahli statistik). Melakukan penalaran (misalnya,
programmer, ilmuwan dan ahli logika). Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada
pola hubungan logis, pernyataan dan dalil, fungsi logis dan abstraksi lain.
Proses yang digunakan dalam kecerdasan matematis-logis yaitu: katagorisasi,
pengambilan keputusan, generalisasi, perhitungan dan pengujian hipotesis
Spasial
Kemampuan mempersepsikan dunia spasial-visual secara akurat. Misalnya
pemandu, pramuka, pemburu. Mentransformasikan persepsi dunia spasial-
visual dalam bentuk tertentu. Misalnya dekorator interior, arsitek, seniman dan
penemu. Kecerdasan ini meliputi kepekaan terhadap warna, garis, bentuk,
ruang dan hubungan antarunsur tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan
membayangkan, mempresentasikan ide secara visual atau spasial, dan
mengorientasikan diri secara tepat dalam matriks spasial.
Kinestetis-Jasmani
Kemampuan menggunakan seluruh tubuh untuk mengekspresikan ide dan
perasaan. Misalnya sebagai aktor, pemain pantomim, atlit atau penari.
Keterampilan menggunakan tangan untuk menciptakan atau mengubah
sesuatu. Misalnya pengrajin, pematung, tukang batu, ahli mekanik, dokter
bedah. Kecerdasan ini meliputi kemampuan fisik spesifik seperti koordinasi,
keseimbangan, keterampilan, kekuatan, kelenturan, kecepatan atau
kemampuan menerima rangsangan (proprioceptive) dan hal yang berkaitan
dengan sentuhan (tactile dan Haptic)
Musikal
Kemampuan menangani bentuk-bentuk musikal dengan cara mempersepsikan,
membedakan, mengubah dan mengekspresikan. Misalnya penikmat musik,
kritikus musik, komposer, penyanyi. Kecerdasan ini meliputi kepekaan
terhadap irama, pola nada, melodi, warna nada atau suara suatu lagu.
Seseorang dapat memiliki pemahaman musik figural atau “atas-bawah” (global,
intuitif), pemahaman formal atau “bawah-atas” (analisis, teknis dan keduanya.
Interpersonal
Kemampuan mempersepsikan dan membedakan suasana hati, maksud,
motivasi, serta perasaan orang lain. Kecerdasan ini meliputi kepekaan
terhadap ekspresi wajah, suara, gerak-isyarat. Kemampuan membedakan
berbagai macam tanda interpersonal dan kemampuan menanggapi secara
efektif tanda tersebut dengan tindakan pragmatis tertentu. Misalnya
mempengaruhi kelompok untuk melakukan tindakan tertentu.
Intrapersonal
Kemampuan memahami diri sendiri dan bertindak berdasarkan pemahaman
tersebut. Kecerdasan ini meliputi kemampuan memahami diri secara akurat
mencakup kekuatan dan keterbatasan. Kesadaran akan suasana hati, maksud,
motivasi, temperamen, keinginan, disiplin diri, memahami dan menghargai diri.
Naturalis
Keahlian mengenali dan mengkatagorikan spesies, flora dan fauna di
lingkungan sekitar. Kecerdasan ini meliputi kepekaan pada fenomena alam.
Misalnya formasi awan dan gunung. Bagi mereka yang tinggal di daerah
perkotaan, kemampuan membedakan benda mati seperti mobil, rumah, dan
sampul kaset (CD).
Spiritual
Keyakinan dan mengaktualisasikan akan sesatu yang bersifat transenden atau
penyadaran akan nilai-nilai akidah-keimanan, keyakinan akan kebesaran Allah
SWT. Kecerdasan ini meliputi Kesadaran suara hati, internalisasi nilai,
visioning, aktualisasi, keikhlasan, ihsan. Misalnya menghayati batal dan haram
dalam agama, toleransi, sabar, tawakal, dan keyakinan akan takdir baik dan
buruk. Mengaktualisasikan hubungan dengan Al Khaliq berdasarkan
keyakinannya.
Prinsip-prinsip Kecerdasan Ganda
Disamping kedelapan jenis Kecerdasan Dasar yang telah dikembangkan dan
penjelasan teoritisnya, beberapa prinsip yang perlu dipahami tentang aplikasi dari
model ini, diantaranya;
Setiap orang memiliki kedelapan kecerdasan. Teori kecerdasan majemuk bukan
alat untuk menetapkan satu kecerdasan yang sesuai dengan potensi seseorang.
Teori ini lebih menjelaskan fungsi kognitif yang menyatakan bahwa seseorang
memilih kapasitas dalam kedelapan kecerdasan tersebut dan berjalan secara
bersamaan dengan cara yang berbeda pada setiap orang.
Orang pada umumnya mengembangkan setiap kecerdasan sampai pada tingkat
penguasaan tertentu. Setiap orang sebenarnya memiliki kemampuan
mengembangkan kedelapan kecerdasan sampai pada kinerja tingkat tinggi
secara memadai jika mendapat dukungan, pengayaan dan pengajaran-
pelatihan.
Kecerdasan umumnya bekerja bersamaan dengan cara yang kompleks. Gardner
menunjukkan bahwa setiap kecerdasan yang telah dibahas di muka sebenarnya
hanyalah rekaan, tidak ada kecerdasan yang berdiri sendiri dalam kehidupan
sehari-hari. Kedelapan kecerdasan selalu berinteraksi satu sama lain.
Ada banyak cara untuk meningkatkan kecerdasan dalam setiap katagori. Tidak
ada atribut standar yang harus dimiliki seseorang untuk dapat disebut cerdas
dalam katagori tertentu. Mungkin saja seseorang tidak mampu membaca tetapi
pada sisi lain mampu menyampaikan cerita yang menarik dengan kosa kata
yang sangat kaya. Kecerdasan majemuk menekankan keanekaragaman cara
orang menunjukkan bakat baik dalam satu kecerdasan tertentu maupun
antarkecerdasan.
Kecerdasan Ganda dan Pembelajaran
Sekolah-di-rumah memungkinkan orang tua untuk merancang kegiatan harian
anak-anak mereka dengan menerapkan seluruh potensi anak. Mulailah dengan
mengidentifikasi dan mengenal bakat, minta dan kecenderungan anak dalam belajar
(gaya belajar) dan menetapkan cara untuk mengembangkannnya. Setiap individu
memiliki karakter yang berbeda-beda, pembelajar hendaknya dipandang sebagai
makhluk yang “unik” dan membutuhkan perlakuan uamh tidak sama. Anda haruis
menghindari setiap upaya generalisasi terhadap mereka dengan alasan efektifitas.
Alasan ini sangat mengganggu kenyaman anak dalam menggunakan cara atau
metode yang mereka anggap lebih disukai.
Penjelasan tentang teori kecerdasan ganda merupakan panduan yang sangat
bermanfaat Bagi setiap guru atau orang tua untuk melihat kekuatan pembelajar
sekaligus untuk memperbaiki situs-situs tertentu yang perlu diperbaiki. Hasil
analisis akan membantu menentukan gaya belajar yang sesuai untuk berbagai
kepentingan.
Pembelajaran merupakan suatu proses hubungan atau interaksi antara
individu dengan lingkungan agar terjadi proses perubahan perilaku. Tujuan
dari perubahan perilaku mencakup penguatan potensi kecerdasan secara
menyeluruh. Belajar tidak saja mengangkat hal-hal yang bersifat kognitif saja
dan mencakup kemampuan satu aspek kecerdasan, tetapi menghidupkan
secara utuh dan alamiah seluruh kecerdasan melalui pendekatan dan teori
belajar yang sesuai. Mendidik dan melatih merupakan serangkaian tindakan
yang dilakukan orang tua atau fasilitator dalam merangsang seluruh
kecerdasan dan memperbaiki aspek-aspek yang masih lemah. Oleh karena itu,
kemampuan mendidik sangat erat kaitannya dengan kemampuan
mengidentifikasi dan melihat potensi kecerdasan pembelajar serta memahami
bagaimana hal itu dikumpulkan dalam suatu rangkaian belajar yang menarik.
Setiap pembelajar memiliki sembilan kecerdasan dan dapat
dikembangkan sampai tingkat kompetensi yang paling optimal dapat dicapai
anak. Di sisi lain, masing-masing anak memiliki kecenderungan (inklinasi)
terhadap kecerdasan tertentu atau kelebihan yang ditunjukkan melalui
perilaku spesifik. Dalam pembelajaran harus dihindari pembatasan
kemampuan hanya dalam satu katagori atau wilayah kecerdasan tertentu saja.
Tetapi lebih penting bagaimana anak di perlakukan sebagai orang yang sedang
melakukan perjalanan hidupnya dengan cara yang memungkinkan
mengoptimalkan apa yang ada dalam dirinya.
Menilai Kecerdasan Ganda
Menilai potensi dan cara anak mencapai tujuan tertentu merupakan langkah
awal dalam mengenal kecerdasan ganda. Tidak sada satu tes pun yang dapat
menghasilkan keputusan yang komprehensif mengenai kecerdasan dan potensi
pembelajar. Tidak selamanya tes formal mampu memberikan informasi yang
cukup mengenai kecerdasan seseorang, namun perlu dilengkapi dengan
berbagai alat uji lain seperti catatan sederhana, laporan pertumbuhan fisik,
dan observasi.
Indikator pengamatan yang baik dapat menunjukkan kecenderungan
terhadap aspek kecerdasan seseorang, terutama cara menggunakan waktu
luang, minat terhadap suatu objek, kebiasaan dan tindakan yang menonjol.
Secara sederhana observasi membantu dalam menggali kecenderungan
kemampuan seseorang dan menentukan wilayah lain yang perlu dioptimalkan.
Menyatukan seluruh kecerdasan yang dimiliki menjadi prinsip yang dipegang
oleh pendidik dan orang tua.
Orang tua hendaknya mempersiapkan catatan khusus untuk mengamati
perilaku pembelajar baik di dalam rumah atau pada saat mengikuti jadual
kegiatan di luar rumah berlangsung. Jika Anda mengamati kegiatan keseharian
anak-anak Anda tentu akan sangat merepotkan sekali. Tetapi paling tidak
lakukan pengamatan terhadap 2 atau 3 aktivitas yang relevan untuk berbagai
aspek penilaian.
Aktivitas belajar untuk Kecerdasan Ganda
Sekolah konvensional bisanya kurang mempertimbangkan aspek kecerdasan
ini, meskipun kurikulum saat ini menganjurkan pendekatan ini dalam setiap
rencana pembelajarannya. Namum hal yang terjadi lebih mengarah pada upaya
menanamkan sejumlah bahan kepada anak. Sulit sekali ditemukan beberapa
teknik kreatif yang mampu mendorong sejumlah Kecerdasan Dasar yang justru
dapat membantu mengekalkan pengetahuan, sikap dan keterampilan lebih
optimal. Sementara sekola-di-rumah secara filosofis berupaya untuk
membangun situasi belajar yang alamiah dan tidak terjebak dengan sejumlah
materi dan jadual yang sistematis pada setiap harinya tetapi bagaimana
memfasilitasi kegiatan anak dengan berbagai aktivitas keseharian sesuai
dengan karakteristik pembelajar dan jenis kemampuan yang akan
ditingkatkan.
Beberapa saran praktis bagi orang tua atau pendidik yang akan
mengembangkan belajar di rumah dengan menggunakan kecerdasan ganda.
Career Day
Biasanya secara teratur orang tua dapat mengundang fasilitator, pembimbing,
nara sumber atau tenaga ahli dari berbagai bidang yang dibutuhkan anak
untuk berbicara tentang minat dan pekerjaan masing-masing. Mintalah kepada
mereka untuk membantu guru sempoa membimbing “cerdas berhitung”,
melatih “cerdas berkomunikasi”, akuntan membimbing bagaimana “cerdas
angka”, pedagang atau pengusaha “cerdas diri”, petani “cerdas alam” dan
arsitek “cerdas gambar” dan perencana “cerdas logis”. Setiap bidang pekerjaan
menggunakan lebih dari satu kecerdasan. Mungkin dapat dikemas dan
dikombinasikan secara kreatif dengan beberapa kecerdasan lain seperti spasial,
spritual, dan naturalis. Pembelajaran yang disajikan memberikan bimbingan
kepada anak bahwa setiap kecerdasan memainkan peran yang sangat vital
dalam mencapai kesuksesan dalam bekerja. Kecerdasan bukan merupakan hal
yang statis tetapi sesuatu yang dinamis, berkembang dengan memberikan
aktivitas yang menarik dan menantang.
Kunjungan Lapang
Lakukan kunjungan ke suatu tempat terdekat untuk
mengembangkan berbagai kemampuan berkaitan
dengan keterampilan yang akan dilatihkan. Misalnya
majelis dakwah, pesantren, perpustakaan, museum,
laboraturium, sanggar seni, usaha kerajinan, terminal,
kantor telekomunikasi, kantor penyuluhan, dan
kelautan. Kegiatan ini dapat dikemas melalui pengembangan tematik atau unit belajar seperti, perbankan syariah, pasar
tradisional, transportasi udara, pendendalian virus dan penyakit menular di
mana pembelajar diajak untuk mengenal cara transaksi berdasarkan syariah,
distribusi barang dan kebutuhan pokok, menghitung hasil panen dengan
mental aritmetika, penyuluhan penyakit menular, keamanan penerbangan
udara dengan mengunjungi bandara, melalui kunjungan ke dinas kesehatan
dan rumah sakit terdekat, penelitian di laboraturium, kunjungan ke
perusahaan dan industru kerajinan dan praktek langsung. Dengan tema,
memungkinkan belajar banyak tentang berbagai dimensi kecerdasan sekaligus
mengekalkan dalam jangka waktu yang cukup lama melalui kehidupan dan
pengalaman nyata.
Aktivitas Harian
Gunakan sembilan kecerdasan dengan menyisipkan dalam agenda harian
anak-anak Anda. Hindari pemaksaan dalam menyusun jadual kegiatan yang
akan mereka lakukan. Disarankan agar Anda membicarakan secara intensif
dengan anak tentang waktu, tempat dan forum belajar lain yang sedikit banyak
merubah agenda atau daftar kegiatan yang sudah mereka tentukan.
Komunikasikan secara bagaimana membuat agenda kegiatan tentang suatu
topik atau bidang keterampilan khusus yang dibutuhkan dengan memasukkan
dalam setiap aktivitas hariannya. Jelaskan kepada pembelajar bahwa materi
atau pokok bahasan tersebut akan dikemas melalui sembilan kecerdasan.
Jelaskan pula bagaimana menggunakan masing-masing kecerdasan itu dalam
situasi yang mereka sanggupi. Cara ini membantu mereka untuk
mengembangkan kemampuan memahami proses penting dengan kesadaran
metakognitif. Rencana kegiatan menjadi panduan bagi orang tua atau pendidik
untuk mengungkapkan potensi yang terpendam sekaligus membuka ide-ide
kreatif yang bermakna bagi proses pembelajaran sehari-hari.
Pengalaman Empiris
Salah satu cara yang paling praktis dalam mengembangkan kecerdasan dengan
meminta anak untuk menentukan sendiri satu atau beberapa cara belajar yang
mereka sendiri mampu melakukannya.Bekerja dengan kecerdasan ganda lebih
banyak memberikan kesempatan anak menggali pengalaman empiris dan
membuka cakrawala baru dalam memecahkan persoalan yang dihadapinya.
Inti dari kecerdasan itu sendiri terletak dalam diri anak yang terintegrasi dalam
realitas kehidupan sehari-hari. Fokus belajar mendorong anak untuk
bereksplorasi dan menentukan pilihan yang bermanfaat untuk masa depannya.
Pengalaman empiris diformulasikan melalui penuangan ide, gagasan dan
kreativitas anak untuk mengoptimalkan penggunaan satu atau lebih
kecerdasan. Misalnya kunjungan ke museum, menceritakan film box office,
mengajarkan do’a kepada adik-adik atau teman bermain, mempraktekkan cara
berwudhu setiap sholat lima waktu, mengerjakan perhitungan prioritas dengan
sempoa, mengumpulkan informasi melalui wawancara semi terstruktur,
refleksi diri dan menceritakan kesuksesan dalam hidup. Kegiatan disesuaikan dengan tingkat kemampuan individu dengan memilih kegiatan terbuka yang
dapat dilakukan oleh semua orang. Kemudian lakukan modifikasi bagi anak-
anak yang yang sulit melakukannya. Tanyakan kepada mereka kegiatan apa
yang paling disukai dan hubungkan satu kegiatan dengan kecerdasan lainnya.
Gambar dan poster
Optimalkan seluruh ruang yang ada baik tempat bermain, kamar tidur anak
atau tempat mereka belajar yang ada dengan menempelkan berbagai atribut,
poster, foto dan gambar. Orang tua dapat memanfaatkan hasil karya anak
sebagai sumber belajar dalam mengembangkan kecerdasan anak sekaligus
memberikan penghargaan terhadap hasil karya, memotivasi dan
mengapresiasikan ide—gagasan dalam bentuk dan ilustrasi yang menarik. Atau
Anda dapat mengambil hasil lomba atau kejuaraan menggambar yang diraih
anak sebagai bahan apresiasi untuk rekan lainnya. Disamping itu hasil karya
atau karya anak yang berhasil dalam mengembangkan aspek kecerdasan
tertentu. Tidak hanya tokoh-tokoh atau aktivis gerakan masyarakat akan lebih
bermanfaat untuk menempelkan delapan gambar karya peserta yang
memperlihatkan masing-masing kecerdasan atau membuat spanduk misalnya
“belajarlah dari lingkungan Anda”.
Terlibat dalamPameran
Pamerkan hasil karya anak-anak Anda dalam setiap kegiatan yang diadakan
dalam setiap event penting di masrakat seperti perayaan hari kemerdekaan,
expo teknologi terapan, dan pameran yang diselenggarakan oleh sekolah dan
universitas. Keikutsertaan dapat dalam bentuk hasil karya, tulisan, sains,
mekanika, robot, komputer, pertanian dan perkebunan. Atau sebagai panitia
yang akan memberikan pengalaman yang berharga dalam hal kerjsama, tim,
kepemimpinan dan oragnisasi. Pameran dapat memberikan kesempatan
kepada pembelajar untuk mengaktulisasikan ide, gagasan dan temuannya
tentang pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan selama
bersekolah-di-rumah dengan menggunakan salah satu kecerdasan. Misalnya
Nilai-nilai dan kebiasaan masyarakat disajikan dalam bentuk essai, puisi atau
cerita, cara tumpang sari tanaman disajikan dalam bentuk poster, reaksi
kimia, proyek kerja air bersih atau simulasi ekosistem. Hasil karya yang
dihasilkan peserta di pajangkan di rak pameran atau di dinding ruang belajar.
Jangan lupa berikan label atau keterangan tentang jenis kecerdasan yang
dikembangkan pada hasil karya yang dipamerkan. Berikan kesempatan kepada
orang lain untuk melakukan hal yang sama agar saling belajar tentang prestasi
dan keberhasilan.
Permainan
Permainan biasa digunakan untuk merefleksikan secara sederhana tentang
tema dan keterampilan tertentu. Buatlah permainan sederhana untuk melatih delapan kecerdasan. Permainan ini dapat dikaitkan langsung dengan topik
penting yang dibahas. Buatlah lingkaran yang dibagi dalam sembilan
kecerdasan dengan warna yang berbeda dan gambarkan simbol untuk masing-
masing kecerdasan. Buatlah kartu berwarna ukuran 12 X 8 cm yang sesuai
dengan warna dan menuliskan keterampilan atau kegiatan yang akan
dipelajari. Mintalah kepada masing-masing pembelajar untuk menuliskan
dalam kartu yang telah berkelompok dan masing-masing diberi satu kartu.
Selanjutnya mintalah kepada mereka untuk menjelaskan apa yang tertulis
dalam kartu sesuai dengan warna setiap kecerdasan.
Komentar Terbaru